Kuliner Khas Bogor dengan Nama yang Menipu. Toge Goreng tapi direbus?
Bogor selalu punya kejutan dalam dunia kuliner, salah satunya adalah taoge goreng. Meski namanya mengandung kata "goreng", hidangan ini sebenarnya tidak melalui proses penggorengan. Taoge hanya direbus, lalu disajikan dengan berbagai bahan tambahan dan kuah khas yang kaya rasa.
Bagi *rang Sunda, sebutan kuliner dengan embel-embel "goreng" tidak selalu berarti makanan yang dimasak dengan minyak goreng. Salah satu contohnya adalah toge goreng, kuliner khas Bogor yang justru direbus, bukan digoreng.
Dari namanya, banyak orang mengira bahwa toge goreng dimasak dengan cara digoreng. Padahal, dalam proses pembuatannya, toge hanya direbus, lalu dicampur dengan ketupat, tahu kuning, dan mie kuning, kemudian disiram dengan kuah tauco dan oncom yang memberikan cita rasa gurih dan sedikit manis.
LALU? KENAPA DISEBUT TAOGE GORENG
Istilah ini berasal dari kebiasaan pedagang yang menggunakan toge yang sudah sedikit layu atau dalam bahasa Sunda disebut "goreng", yang berarti tidak terlalu segar. Selain itu, tauge yang digunakan biasanya tidak dipotong ujungnya satu per satu, sehingga terlihat lebih kasar dan tidak sempurna.
Meskipun namanya bisa menipu, rasa toge goreng tetap menjadi favorit banyak orang. Kuliner ini telah bertahan selama puluhan tahun dan menjadi salah satu makanan khas Bogor yang wajib dicoba.
Jadi, jika berkunjung ke Bogor, jangan sampai tertipu oleh namanya toge goreng tetap lezat meski tidak benar-benar digoreng! (ANF)